Senin, 05 Agustus 2013

Gamal Al Banna (1920-2013)


Gamal Al Banna (adik Hasan Al Banna, pendiri Ihkwanul Muslimin) adalah aktivis muslim, anggota Ikhwanul Muslimin. Kita menyebutnya fundamentalis dan anti-Barat. Ia berjuang menegakkan “negara tauhid”, negara yang berdasarkan “La ilaha illallah”. Perjalanan hidupnya, riwayat perjuangannya dan kisah-kisah kegagalannya mengantarkan kepada sebuah refleksi yang mendalam. Ia “mengunjungi kembali” pemikiran Islamnya. Dibali terali penjara, dalam ancaman penguasa (Muslim) yang tidak berperikemanusiaan, di tengah hiruk-pikuk Kairo yang menyesakkan, ia menemukan epifani. Ia melihat dunia dengan cara yang baru. Begini hasil permenungannya:
Gamal Al Banna
“Di negara-negara yang tidak memeluk Islam, masyarakatnya bekerja dengan gigih dan ikhlas. Mereka memiliki kejujuran dalam berkata, profesionalisme, menepati janji, dan akhlak-akhlak baik lainnya. Mereka juga menganggap kebohongan pejabat dalam memberikan keterangan atas satu perkara di depan pengadilan atau institusi negara merupakan kejahatan besar yang tak terampuni kecuali dengan pemecatan. Contohnya adalah kasus yang menimpa Nixon yang menuduh lawan politiknya melakukan tindakan mata-mata. Begitu juga dengan Clinton yang memiliki “hubungan khusus” dgn salah satu pegawai Gedung Putih. Mereka menerima celaan, cacian dan denda yang tidak sedikit. Sedangkan sebagian besar pemimpin di negara-negara Muslim selalu melakukan kebohongan publik dan penyelewengan. Kerja mereka hanya menindas dan mengekang. Atas dasar alasan ini, maka masyarakat Eropa bisa jadi lebih dekat dengan Allah dan idealisme Islam dibanding banyak masyarakat yang mengaku sebagai pemeluk Islam.
Saya ingat masa ketika saya berada di tahanan Tursina bersama orang-orang Ikhwanul Muslimin di tahun 1948. Ketika itu tempat tahanan berada di tengah padang pasir yang di malam hari terang dengan berbagai cahaya lampu yang dipasang untuk memudahkan penjagaan. Pemasangan lampu itu dilakukan oleh tahanan yang memiliki keahlian kelistrikan. Mereka juga menggunakan listrik untuk memanaskan air, mandi dan memasak. Saya berkata pada mereka bahwa Thomas Alfa Edison akan masuk surga karena menemukan lampu yang kemudian digunakan manusia sebagai alat penerang. Mendengar ucapan saya mereka menolak keras, “Tidak! Karena dia tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya”. Mereka menganggap bahwa Islam sudah di kenal di Amerika dan Rasulullah telah mengajak Edison kepada Islam. Oleh karena itu mereka menolak pendapat saya.
Sudah saatnya bagi para dai Islam untuk mengetahui bahwa mereka tidak dituntut untuk meng-Islamkan orang-orang yang beragama selain Islam. Mereka tidak berhak mengklaim bahwa orang-orang selain Islam masuk neraka, karena kunci-kunci surga bukan ditangan mereka. al-Ta’addudiyyah fi al Mujtama’ al-Islami
. Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Taufik Damas Lc, Penerbit Menara,Bekasi, 2006>
Gamal al Banna berubah dari seorang ekslusif menjadi seorang inklusif pluralis. Secara sederhana, umat beragama ekslusif berpendapat hanya umatnya saja yang akan selamat dan masuk surga. Di luar lingkungan agama kita, semuanya masuk neraka. Dalam bahasa Gamal Al Banna, seorang ekslusivis merasa “menguasai gudang-gudang rahmat Tuhan”. Rakhmat Tuhan meliputi seluruh alam semesta, langit dan bumi. Untuk kaum ekslusif: “yang masuk surga hanya orang Islam. Tetapi umat Islam akan pecah menjadi 73 golongan, hanya satu yang masuk surga, yang lainnya neraka. Dari satu golongan pun tidak semuanya masuk surga, hanya pengikut Ustadz Fulan saja lah yang akan masuk surga. Maka Rahkmat Allah yang meliputi langit dan bumi hanya diselipkan di sebuah mesjid yang sempit...  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kaum Badui Arab

“Menurut Khalifah Umar Bin Khattab, orang-orang Badui lah yang melengkapi  Islam dengan bahan-bahan yang kasar”. Kaum Badui A...