Kamis, 26 Desember 2013

Fathu Makkah

Pada 10 Ramadhan (Januari 630), Muhammad memimpin rombongan terbesar yang pernah keluar dari Madinah. Hampir seluruh lelaki dalam ummah bersedia untuk ikut dan sepanjang jalan sekutu-sekutu Badui mereka menggabungkan kekuatan dengan kaum Muslim sehingga jumlahnya lebih dari 10 ribu orang. Untuk alasan keamanan, tujuan ekspedisi dirahasiakan, tentu saja banyak memunculkan spekulasi. Pasti Makkah yang menjadi kemungkinan tujuan , atau mungkin saja tujuannya adalah Thaif yg masih memusuhi Islam hingga Bani Hawazin  di selatan mulai menyiapkan pasukan disana.. Di Makkah, para pemimpin Quraisy mencemaskan kejadian terburuk. 'Abbas, Abu Sufyan, Budail, kepala suku Khuza'ah semuanya secara diam-diam bergerak menuju perkemahan kaum Muslim di malam hari. Di sana Muhammad menerima mereka dan  dan menanyai Abu Sufyan apakah dia siap menerima Islam. Abu Sufyan menjawab bahwa meskipun dia kini percaya bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan_berhala-berhala itu terbukti tak ada gunanya. Tapi dia masih ragu dengan kenabian Muhammad. Dan Abu Sufyan terkejut  dan terkesan ketika menyaksikan seluruh  anggota pasukan yang besar itu bersujud ke arah Makkah pada Shalat Subuh dan dia kemudian sadar kalau pada saat itu, suku Quraisy harus tunduk menyerah. 

According to "Suku Quraizah"

"Janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Ilah kami dan Ilahmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri" (QS Al - Ankabut 29:46) terjemahan Asad............. *kelak di dalam kekaisaran Islam, orang Yahudi akan menikmati kebebasan beragama sepenuhnya, dan Anti-Semitisme takkan pernah menjadi ciri kaum Muslim hingga konflik Arab-Israel menjadi akut di pertengahan abad kedua puluh.

Minggu, 22 Desember 2013

Abu Thalib


Dalam semalam Muhammad telah menjadi musuh. Para pemimpin suku Quraisy  mengirimkan delegasi kepada Abu Thalib, meminta nya untuk memutuskan hubungan dengan keponakan laki-lakinya itu. Tak seorangpun bisa bertahan di Arabia tanpa perlindungan dari pihak yang berkuasa. Seseorang yang sudah diusir dari klannya  bisa dibunuh tanpa pembunuhnya dijerat oleh hukum, tanpa takut balas dendam dari suku nya.  Abu Thalib  yang sangat menyayangi Muhammad kendati dirinya bukan lah seorang muslim, berada dalam posisi yg sangat sulit. Dia mencoba mengulur kesempatan, tetapi kaum Quraisy kembali mengultimatum “Demi Tuhan, kami tidak bisa para leluhur kami dicaci, kebiasaan kami dicela dan tuhan-tuhan kami dihinakan!”. “Hingga kau usir dia demi kami, kami akan melawan kalian berdua hingga salah satu pihak dari kita akan mati!”.  Abu Thalib memanggil Muhammad, memohonnya untuk menghentikan dakwahnya yang subversive. “Selamatkan lah aku dan dirimu sendiri” dia memohon. “Jangan letakkan pada pundakku beban yang lebih besar daripada yang bisa kutanggungkan”. Karena yakin Abu Thalib akan meninggalkannya, Muhammad menjawab dengan mata basah “Wahai pamanku, demi Tuhan, andaikan mereka letakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku dengan syarat aku meninggalkan jalan ini, aku tidak akan melakukannya, hingga Tuhan menjadikannya jaya atau aku mati di jalan ini. Beliau kemudian diam dan meninggalhan ruangan itu sambil berurai air mata.  Pamannya memanggilnya kembali, “Pergilah dan sampaikan apa yang ingin kau sampaikan, karena demi Tuhan, aku tidak akan pernah meninggalkanmu dengan alasan apapun,……”

Kaum Badui Arab

“Menurut Khalifah Umar Bin Khattab, orang-orang Badui lah yang melengkapi  Islam dengan bahan-bahan yang kasar”. Kaum Badui A...