Saya hanya ingin menuliskan sedikit resensi mengenai "The Name of The Rose". Suatu saat saya ingin menuliskannya dlm tulisan yang lebih panjang. Ada perbedaan mendasar, sebuah jurang yang lebar antara sebuah karya tulis dan sebuah karya film. Karya tulis membuat imajinasi para pembacanya menjadi terbuka seluas-luasnya tanpa batas. Berbeda dengan karya film, apalagi yang kisahnya diadaptasi berdasarkan karya tulis (novel). Diceritakan bahwa Biara yang didatangi oleh William dan Adso muridnya adalah sebuah biara kaya. Memiliki sebuah perpustakaan dengan ribuan buku. Perpustakaan tersebut adalah salah satu kekayaan agama kristen yang diceritakan memiliki banyak buku mengalahkan perpustakaan Baghdad. Penggambaran inilah yang tidak divisualisasikan dalam film, padahal ini merupakan inti dari kisah "The Name of The Rose".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kaum Badui Arab
“Menurut Khalifah Umar Bin Khattab, orang-orang Badui lah yang melengkapi Islam dengan bahan-bahan yang kasar”. Kaum Badui A...
-
Hallo Bandoeng – Wieteke Van Dort Lagu ini mengisahkan hubungan telepon radio antara Hindia Belanda, khususnya pulau Jawa, dengan Nether...
-
RADEN NGABEHI RONGGOWARSITO Islam bercorak mistis telah menjadi satu kekhasan di bumi nusantara. Kesuksesan Islam sebagai agama pene...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar