Senin, 22 Desember 2014

Atheisme

Atheisme mungkin cara berpikir yg lebih tua dari agama-agama, meskipun atheisme sering diasosiasikan dgn sains dan modernisme. Atheisme punya berbeda makna. Berbeda ateis memahami ateisme berbeda pula, dlm hubungannya dgn teisme, agama, Tuhan, moralitas. Satu definisi, atheis percaya tidak ada tuhan. Definisi lain, ((atheis)) tidak percaya adanya tuhan. (Ini berasal dari bhs Yuhani). ((Agnostik)) tidak yakin tuhan ada atau tidak ada. Bagi agnostik, ada alasan2 kenapa tuhan ada. Ada alasan2 kenapa tuhan tdk ada. ((Deisme)) yakin ada tuhan bkn berdasar pd wahyu, tp pd bukti alam. ((Polyteis)) percaya bnyk tuhan. ((Pantheis)) percaya tuhan identik dgn alam. Banyak argumen dikemukan utk menolak adanya tuhan: terlalu banyak kejahatan di dunia memustahilkan adanya tuhan yg diyakini agama2. Ada jg agama2 yg non-theistik. Yg bagi atheis memperkuat argumen mrk. Ada yg berpendapat, feminis seharusnya atheis krn agama-agama mrk yakini tdk mengajarkan kesetaraan. Ada yg berpendapat, mnrt data psikologis, atheis cenderung lbh cerdas, kurang otoritarian, kurang dogmatik, kurang prasangka. Kematian adalah akhir hidup. Terjadi atas setiap yg hidup. Tdk ada hari akhir. Tdk ada takdir. Surga neraka diciptakan manusia. Atheis tidak berdoa. Tdk ada hari agama/sakral yg dirayakan. Tdk ada waktu dan tempat suci. Atheis jg berkeluarga. Punya teman sbg support. Tdk perlu kiyai/pendeta. Tdk perlu komunitas agama. ada banyak Budhist yg atheis, atau lbh tepat non-theis. Ada Yahudi yg atheis. Ada yg dari theis jadi atheis. Ada yg atheis jd theis. Atheis tdk berarti anti, benci, atau takut agama. Atheis tidak percaya ada tuhan atau percaya tuhan tidak ada. Atheis tidak berarti a-moral. Atheis percaya moral berdasar akal dan/atau konvensi masyarakat, bukan pada kitab wahyu/supernatural. Atheis tdk identik dgn komunis. Atheis personal tdk perlu mengorganisir dan tdk perlu ideologi atau negara komunis. Menurut sebuah survey, atheis umumnya mengetahui (literate) seluk beluk agama. Banyak org beragama tdk literate ttg agama mrk. Lalu mengapa seseorang menjadi atheis? Banyak faktor dan beda2. Faktor bacaan/pergaulan yg menarik. Perhatian pd alam dan sains yg besar. Kecewa pd perilaku agama2 yg menyengsarakan. Bagaimana atheisme di Indonesia? Perlu ada penelitian: eksistensinya, faktor2nya, perkembangannya, relasi dgn agama2, Negara, dsb. Bisakah atheis berdialog dengan theis? Ya bisa dong. Saling belajar. Saling mengaca diri. Titik beda dan titik temu. Ruang publik. Lebih khusus lagi, apakah seorang atheis bisa puasa? Ya bisa. Puasa artinya menahan diri. Tujuan dan cara spesifiknya bisa beda. Yang atheis bukan berarti seluruhnya memahami theisme dan agama-agama. Banyak Atheis jg terus belajar dan mencari. Karena mayoritas manusia di dunia saat ini theis maka keburukan2 yg terjadi di dunia dilakukan theis. Begitu jg kebaikan2 yg terjadi. Gimana atheis menghadapi kematian? Kematian hal yg alami. Tdk ada kehidupan lagi. Fokus di dunia. Tdk perlu berdoa dan didoakan. Dgn memahami atheisme kita bisa sekaligus memahami theisme, dlm keragaman dan kedinamisan masing2. Di Indonesia, dan dimana-mana, manusia sering mengutip Tuhan. Dgn pengertian, citra, dan keperluan yg sgt majemuk.  Menariknya, banyak atheis juga mengutip orang2 theis yg mengutip tuhan. Kutipan2 dan rujukan2 ttg tuhan ada dlm atheisme dan theisme. Kaum theis dan atheis bisa berdialog dan kerjasama dlm menegakkan perdamaian, keadilan, hak asasi manusia, kesejahteraan di dunia. Kriminalisasi atheisme sama tdk adilnya dgn kriminalisasi theisme hanya berdasarkan kepercayaan atau ketidakpercayaam mrk ttg Tuhan.Misalnya, pertanyaan apakah HAM perlu tuhan? Atheis jawab tdk. Theis jawab perlu. Tp mrk setuju HAM perlu...

~Prof. Muhammmad Ali~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kaum Badui Arab

“Menurut Khalifah Umar Bin Khattab, orang-orang Badui lah yang melengkapi  Islam dengan bahan-bahan yang kasar”. Kaum Badui A...