Minggu, 22 Desember 2013

Abu Thalib


Dalam semalam Muhammad telah menjadi musuh. Para pemimpin suku Quraisy  mengirimkan delegasi kepada Abu Thalib, meminta nya untuk memutuskan hubungan dengan keponakan laki-lakinya itu. Tak seorangpun bisa bertahan di Arabia tanpa perlindungan dari pihak yang berkuasa. Seseorang yang sudah diusir dari klannya  bisa dibunuh tanpa pembunuhnya dijerat oleh hukum, tanpa takut balas dendam dari suku nya.  Abu Thalib  yang sangat menyayangi Muhammad kendati dirinya bukan lah seorang muslim, berada dalam posisi yg sangat sulit. Dia mencoba mengulur kesempatan, tetapi kaum Quraisy kembali mengultimatum “Demi Tuhan, kami tidak bisa para leluhur kami dicaci, kebiasaan kami dicela dan tuhan-tuhan kami dihinakan!”. “Hingga kau usir dia demi kami, kami akan melawan kalian berdua hingga salah satu pihak dari kita akan mati!”.  Abu Thalib memanggil Muhammad, memohonnya untuk menghentikan dakwahnya yang subversive. “Selamatkan lah aku dan dirimu sendiri” dia memohon. “Jangan letakkan pada pundakku beban yang lebih besar daripada yang bisa kutanggungkan”. Karena yakin Abu Thalib akan meninggalkannya, Muhammad menjawab dengan mata basah “Wahai pamanku, demi Tuhan, andaikan mereka letakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku dengan syarat aku meninggalkan jalan ini, aku tidak akan melakukannya, hingga Tuhan menjadikannya jaya atau aku mati di jalan ini. Beliau kemudian diam dan meninggalhan ruangan itu sambil berurai air mata.  Pamannya memanggilnya kembali, “Pergilah dan sampaikan apa yang ingin kau sampaikan, karena demi Tuhan, aku tidak akan pernah meninggalkanmu dengan alasan apapun,……”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kaum Badui Arab

“Menurut Khalifah Umar Bin Khattab, orang-orang Badui lah yang melengkapi  Islam dengan bahan-bahan yang kasar”. Kaum Badui A...